Senin, 21 April 2014

Yang Pergi, Biarlah Pergi.

ah. sebenarnya sungguh tak pantas untukku meluapkan emosi pada tulisan ini.
sungguh tak pantas.
tapi tak apalah. layaknya debu yang ditiup angin pagi, terbang kemanapun dia pergi. (ini apasih. nggak jelas.)

oke, jadi disinilah cerita dimulai.
saat itu, sungguh iri. sangat iri, aku melihat beberapa teman saya yang sudah bisa melanglang buana ke berbagai negara dan daerah di Indonesia karena prestasi. baik itu mengikuti berbagai forum, maupun pertukaran pelajar. iya, aku sangat iri.
karenanya, aku yang notabene anak kedinasan, tak boleh kalah! tak mau kalah! aku mulai dengan langkah kecil, coba-coba daftar IYF (Indonesia Youth Forum) yang tahun ini dilaksanakan di Wakatobi Sulawesi Tenggara.
singkat cerita, perjuangan untuk mengikuti seleksi demi seleksi aku lalui. sempat ngebut naik motor Purwokerto-Banjarnegara setelah berbulan bulan tidak mengendara dengan penuh "trauma" hanya untuk mengikuti interview online. belajar berbagai hal tentang kebudayaan kelautan, seleksi berkas dengan berbagai dokumen yang susah dicari, melaksanakan berbagai social project dengan konsep dan teori matang, dsb. iya, berjuang.
Pun dengan seleksi lainnya. sebenarnya ada 2 lagi yang kuikuti selain IYF yang tak bisa kusebut disini. (karena saking "sakit"nya kalo inget).
dan, sungguh tiada kusangka, dalam 1 bulan aku mendapatkan telepon, sms dan email dari 3 lembaga tempatku mendaftar. inti dari ketiganya adalah sama, AKU LOLOS. aku hanya perlu mempersiapkan biaya administrasi dari daerah asal, akomodasi dan kehidupan disana sudah ditanggung.
senang. sungguh senang.
rencananya, aku ingin kasih kejutan untuk orang tuaku, bapak ibuku yang sangat kusayang, beberapa hari sebelum aku berangkat. tapi IYF sudah bocor ketika aku seleksi. 2 yang lain belum. jadi masih bisa dijadikan kejutan untuk keluargaku.
akupun mempersiapkan segala hal. menghubungi berbagai sponsorship, media partner, dinas, dll agar aku bisa benar-benar berangkat secara gratis, syukur-syukur bisa dapat uang saku.
sempat mengajukan proposal ke kampus juga, tapi katanya "kamu kan sekolah di kedinasan, jadi kalo untuk acara individual begini, susah laporannya saya.." fiks. lupakan. intinya ga bisa keluar.

waktupun bergulir. awal april, sudah beres semua persiapan. Wakatobi, Surabaya, Malay siap kusambangi beberapa hari dalam 3 bulan ke depan.
hingga 8 April 2014, ba'da maghrib aku pulang kampus, mendapati laptopku sudah tak ada di tempatnya. duh!
kucari-cari di semua tempat di kontrakan, tapi tak ada juga. iya, HILANG.
pikiran kalut. semua data yang kuperlukan untuk berangkat ada disana, SEMUA. no backup!
ah, segera kutelpon ayah ibu, menyampaikan maaf, sejuta semilyar setriliun maaf. tak sanggup aku membayangkannya kembali.
setelah konsultasi dengan mbak Irma dan mbak Veta, fiks akhirnya, harus cancel rencana bepergian itu. Pun "kejutan" yang rencananya akan kuceritakan esok, tak sanggup kuceritakan.
karena bepergian kesanapun, pasti butuh biaya tak terduga, dan lebih penting biaya itu digunakan untuk beli laptop baru. iya, aku bukanlah orang yang hanya tinggal menyentilkan jari, laptop langsung ada ditanganku.
iya, biarlah semuanya berlalu.
toh, hanya aku dan kamu yang tau kalau aku batal ikut IYF dan 2 ajang itu.

haha. rencanya yang sudah terproyeksikan dengan baik, kini hanya tinggal wacana. hanya tinggal kenangan. panitia penyelenggara pun tidak bisa berbuat lebih untukku.
inginku memberi oleh-oleh untuk ayah ibu tanda prestasiku. ingin sekali.
tapi aku sadar, apalah arti prestasi tanpa bakti. iya, ayah ibuku lebih membutuhkan bakti tulus dari anak-anaknya. dariku.
lantunan doa, kasih sayang, dan bakti lah yang lebih perlu kupersembahkan. bukan sekadar materi.
ah.
pasti ada hikmah dibalik ini semua. galau sempat galau. sampai kinipun aku kembali galau setelah mendapat bbm dari teman, "lo ga jadi berangkat bro?".
sudah. sudah.
ingat kembali kata mama dedeh, "di dunia ini, awalnya tidak ada, menjadi ada, dan akhirnya akan diambil olehNya lagi menjadi tidak ada.". 
jadi, aku harus bersyukur apa yang ada sekarang. yang tidak ada, ya nggak usah terlalu berharap. 

berjuang tatap ke depan. 
di luar sana masih banyak kesempatan. 
sukses dengan cara yang berbeda. 
selagi masih muda, 
mengapa hanya terdiam saja?

4 komentar:

  1. Balasan
    1. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Subhanallah.. makasih banyak remindernya.. :D

      Hapus
  2. semangat yo, masih muda, masih punya banyak waktu dan kesempatan, dan kamu punya banyak bakat yang ga patut disia-siakan. Tunggu waktu aja yo. Oh iya, minta doanya yaaaa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maap Kak, baru baca komennya, hehe..
      iya aamiin.. semoga semakin dikasih kesempatan yang tepat.. :D

      Hapus